Lupa kapan tepatnya rasa itu muncul
Yang kutahu semakin lama semakin bertambah besar
Tulus dan tanpa keraguan, akupun terpaut
Logikaku bilang bukan kamu, bukan, kamu jauh sekali dari
tipeku
Hal simpel, dari dulu aku ingin pria yang bisa memainkan musik
untukku
Hatiku bilang, kenapa bukan kamu yang memainkan untuknya
Bukankah mencintai seharusnya memberi, jangan tunggu diberi
Dan sekali lagi logika coba berkata tidak
Setiap hari ketulusanmu mengalir dalam setiap percakapan
kita, dalam setiap perbuatanmu
Dan aku luluh
Sekarang yang kutahu, setiap hari aku semakin mengasihimu
Terimakasih Tuhan, untuk rasa yang sudah Tuhan anugrahkan di
hatiku untuknya
Love you abang..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar